Page 10 - 57 X 76 - Hanafi • Goenawan Mohamad
P. 10
Bambu hingga sanggar-sanggar lainnya di bawah mengkhususkan kerja mereka pada proyek-proyek
LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat). seni pesanan berskala besar seperti monumen publik,
mural atau diorama, juga melakukan serangkaian
Adalah suatu ketetapan sosial bahwa pendirian pameran karya-karya yang mengeksplorasi
organisasi atau asosiasi selalu didasarkan pada keragaman elemen (pola, simbol, idiom) bahasa
adanya kepentingan di antara para individu untuk visual Nusantara. Sementara yang kedua didirikan
mencapai tujuan bersama. Dalam konteks seni rupa, oleh sekumpulan seniman muda asal Yogyakarta
kebutuhan untuk mengorganisasi pameran bersama dan Bandung yang mengusung manifesto artistik
menjadi salah satu dorongan utama bagi para yang mengkritik paradigma fine art. Salah satu
seniman untuk berkumpul, membentuk kelompok dan pameran mereka yang relevan untuk disebut di sini
berkolaborasi. Lebih jauh, sebuah pameran adalah adalah Proyek I: Pasaraya Dunia Fantasi (1987), di
bukti paling nyata yang memperlihatkan bagaimana mana para seniman GSRB berusaha ‘menghapus’
medan seni bekerja sebagai suatu mekanisme akti konsep individu sebagai pusat penciptaan. Pameran
vitas kolektif yang lebih besar. Bahkan dalam sebuah ini secara sengaja mengadopsi model kerja sebuah
pameran tunggal yang swa-kurasi (self-curated), tim yang menuntut pembagian kerja dan tata kelola
misalnya, kita dapat melihat bagaimana seorang yang ketat (misalnya, sebagai ‘tim publikasi’ ‘pencari
seniman pada akhirnya tidak pernah dapat lepas dari bahan’, ‘penelitian’, ‘perencanaan ruang’, dst.), tanpa
ketergantungannya terhadap aktor-aktor lain (kritikus, satupun kredit ‘seniman’ pada setiap individu yang
gallerist, kolektor, publik/penonton, dsb.). terlibat.
7
Meskipun banyak sanggar dibubarkan menyusul Sejumlah proyek seni sepanjang akhir 1980-an
pemberangusan komunisme oleh rejim Orde Baru, hingga awal 2000-an menunjukkan bagaimana
manifestasi kolektivisme masih ditemukan dalam kolaborasi menjadi metode kunci dalam banyak
terbentuknya kelompok-kelompok seniman, misalnya praktik para seniman di Indonesia. Untuk menyebut
pada Decenta (berdiri 1973) dan Gerakan Seni beberapa contoh: Rangkaian riset, lokakarya dan
Rupa Baru (GSRB, 1975). Yang pertama merupakan
7 Katalog Seni Rupa Baru Proyek I – Pasaraya Dunia Fantasi,
kelompok seniman asal Bandung yang, selain Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, 1987.
10