Page 14 - 57 X 76 - Hanafi • Goenawan Mohamad
P. 14

Kita bisa segera mengenali perbedaan karakter                 proses penciptaan sebuah gambar, eksperimen ini
          artistik yang cukup mencolok di antara karya-karya            mematok peraturan: dua atau lebih seniman harus

          individual Hanafi dan GM. Tapi boleh jadi justru              menggambar secara bergantian atau berurutan pada
          karena adanya perbedaan itu, GM malah menyambut               satu kertas yang sama. Setiap seniman menggambar
          ajakan Hanafi untuk berkolaborasi tanpa berpikir              pada bidang kertas yang telah dilipat, tapi hanya
          panjang. Ia menganggapnya tidak sekadar sebagai               diperbolehkan untuk meneruskan gambar seniman

          sebuah tantangan, tapi juga kehormatan. GM                    lain yang diperlihatkan hanya sebagian saja. Mudah
          mengagumi Hanafi sebagai pelukis yang, dengan                 diduga bagaimana eksperimen ini menghasilkan
          kebebasan yang total, selalu dapat bekerja dengan             gambar akhir yang serba hibrid, irasional, tak-
          ‘keriangan mencipta’. Keriangan itu, tulisnya, “…tak          koheren, seringkali kacau, dan pada tingkat yang

          lain tak bukan adalah tiadanya rasa terpaksa dalam            ekstrim: surreal.
          kerja kreatifnya—sesuatu yang dapat terjadi ketika
          sang perupa harus mengikuti satu acuan untuk                  Bagi para Dadaist/Surrealist, prosedur kolaborasi
          direpresentasikan di luar dirinya.”                           ini pada dasarnya adalah sebuah teknik yang
                                            13
                                                                        memungkinkan antithesis atau subversi atas
          Dalam prosesnya, proyek 57 x 76, saya kira, juga              norma dan konvensi penciptaan sebuah karya
          sarat dengan keriangan dan kebebasan mencipta                 seni. Tujuannya adalah untuk melepaskan metode

          semacam itu. Prosedur yang dijalankan oleh Hanafi             penciptaan seni dari pola yang serba rasional, kaku
          dan GM untuk 57 x 76 mengingatkan saya pada                   dan terencana dengan pasti. Dalam semangat
          eksperimen cadavre exquis (exquisite corpse) yang             yang sama dengan rangkaian eksperimen para
          dirintis oleh para Dadaist/Surrealist—Andre Breton,           surrealist lainnya seperti automatic drawing, cadavre
          Yves Tanguy dan Marcel Duchamp, menyebut                      menempatkan penciptaan sebagai proses aleatorik

          beberapa saja diantaranya—pada 1925. Serupa                   (latin, aleator: pelempar dadu) yang bertumpu
          dengan permainan parlour yang diadopsi ke dalam               pada ketidakmenentuan atau kebetulan yang acak.
                                                                        Aleatorisisme, yang kemudian juga dikembangkan
          13  Goenawan Mohamad, Hanafi, Sejak di Depan Kanvas Kosong,   dan dirumuskan secara lebih rinci sebagai metode
          katalog pameran tungal Hanafi, Of Space and Shadows, Jakarta,
          Komunitas Salihara, 2011.                                     dalam seni musik, menganggap ketakterdugaan


          14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19