Page 6 - Inner Gazing
P. 6

MENATAP KEDALAM                                         bersifat cair dan mengajak perupa untuk menghadirkan

            Tentang Kekaryaan Empat Perupa                          penjelajahan atau eksplorasi kreatif mereka dalam berkesenian
                                                                    dan menghadirkan kekaryaan mereka. Dalam pameran bersama
                                                                    ini mereka bertemu karena sadar “diri” mereka berbeda satu
            Oleh                                                    sama lain, satu satunya persamaan mereka adalah mereka
            I Made Susanta Dwitanaya                                sama sama menjadikan seni rupa sebagai sebentuk ekspresi
                                                                    atau ungkapan atas berbagai “persoalan” yang hendak mereka
            Berkarya bagi perupa adalah sebuah proses pengungkapan
            akan “sesuatu” dengan pilihan bahasa visual masing masing.   ungkapkan.
            Ungkapan – ungkapan tersebut bisa berkutat pada persoalan
            yang bersifat personal maupun non personal. Namun apapun   I Wayan Sudarna Putra atau yang akrab disapa Nano dikenal
            itu, masing masing perupa tentu memiliki sudut pandangnya   sebagai perupa yang menghadirkan bahasa ungkap visual
            tersendiri dalam melihat suatu fenomena dan menentukan   dengan pendekatan yang metaforis. Sejak beberapa tahun
            cara ungkapnya sendiri. Pendek kata setiap perupa memiliki   terakhir  dalam karya lukisanya Nano kerap mengeksplorasi
            kesadaran untuk merumuskan dan memahami sendiri apa yang   potret dirinya sebagai sebentuk metafora atas hidup dan
            telah, sedang, dan akan mereka kerjakan dan semua itulah yang   kehidupan. Nano menjelajahi persoalan persoalan identitas
            akan mereka bagi dan persembahkan kepada para apresiator   diri sebagai manusia dalam berbagai dimensi. Baik manusia
            yang mengapresiasi karya mereka. Momentum pameran adalah   dalam ruang personal domestic sebagai suami, ayah dari anak
            salah satu peristiwa dimana gagasan, konsep, cara ungkap dan   anaknya dan lain sebagainya , ruang sosial sebagai manusia
            pandangan pandangan seniman yang menubuh dan bermuara   Bali  yang ada dalam pergumulan dengan budaya dengan segala
            dalam karya seni mereka masing masing dipertemukan      dinamikanya  , hingga posisi manusia dalam interaksinya dengan
            kehadapan publiknya. Atau dalam pameranlah diharapkan terjadi   alam. Karya – karya lukisan Nano selalu menghadirkan layer layer
            komunikasi antara seniman melalui karyanya dengan publik yang   atau lapisan lapisan baik secara visual maupun secara tematik.
            hadir menikmati karya yang tersaji.                     Layer demi layer dalam karya Nano adalah ruang ruang ungkapan
                                                                    dirinya yang didalamnya terdapat cara pandangnya dalam
                                                                    memaknai kehidupan itu sendiri. Dalam karya – karyanya Nano
            Empat perupa yakni Wayan Sudarna Putra “Nano”, I Wayan Suja,
            Putu Bonuz Sudiana dan Wayan Januariawan “Donal” tampil   menghadirkan penyikapan penyikapan atas  suatu fenomena
            dalam satu momentum pameran bersama di Komaneka Art     yang berkelindan dalam kehidupan dalam sudut pandangnya
            Gallery dalam tajuk INNER GAZING. Keempat perupa ini dikenal   yang khas. Yang menurut pandangan Nano segala persoalan
            memiliki “wilayah”  jelajah eksplorasi kekaryaan yang berbeda   yang ada dalam kehidupan ini adalah soal bagaimana diri ini
            beda. Mulai dari pilihan gaya visual, cara ungkap, subject matter   menyikapinya. “Masalah atau persoalan itu sesungguhnya
            yang diungkap hingga konsep dan pandangan pandangan     ada dalam diri kita dan bagimana kita menyikapinya ” ungkap
            tentang kesenian dan kesenimanan mereka masing masing.   Nano pada penulis dalam sebuah kesempatan berbincang.
            Sehingga momentum pameran bersama yang mempertemukan    Itulah keyakinan atau dasar pemahaman yang tampaknya
            keempat orang perupa ini sesungguhnya bukan dalam rangka   menggerakkan proses kreatifnya selama ini dalam melukis
            untuk mengajak mereka untuk melihat atau merespon satu   sehingga ia kerap memilih potret diri sebagai pilihan visual karya
            pendekatan tematik tertentu yang spesifik seperti layaknya   – karyanya. Dalam karya potret dirinya Nano persoalan yang
            sebuah pameran yang mengusung tema tema yang spesifik.   dihadirkan bukan sekedar upaya menyalin realitas objektif dari
            Melainkan memberikan ruang yang sebebas bebasnya bagi   wajah pada bidang kanvas, namun ada layer layer persoalan
            mereka berempat untuk menghadirkan “diri” mereka secara utuh   yang lebih luas yang hendak Ia hadirkan seperti yang telah
            dalam memaknai kekaryaan dan kesenimanan mereka. Sehingga   penulis paparkan diatas. Layer – layer yang dimagsud bukan pula
            judul pameran ini yakni INNER GAZING atau tatapan batin yang   hanya terkait teknis yang ia pakai dalam membuat penambahan
            bisa juga dimanai sebagai proses menatap kedalam diri lebih   penambahan objek lain pada lukisan potret dirinya melainkan
            bersifat sebagai sebuah bingkai yang merangkum perbedaan   lapisan lapisan yang bisa dimaknai lebih luas. Seperti yang
            perbedaan mereka tersebut. Frame kuratorial pameran inipun   terlihat dalam pameran ini nano menghadirkan  beberapa panel



        4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11