Page 10 - Inner Gazing
P. 10
kental dalam frame spiritualitas. Aspek suara ia terjemahkan sekitarnya dan Bali pada umumnya. Setiap wilayah ataupun
dalam warna, karena dalam warna ia menangkap adanya manusia yang hidup pada suatu ruang lingkup kebudayaan
nada, tone warna gelap terang kontras harmoni adalah bentuk tertentu punya persepsi yang berbeda dalam memandang
penghayatan bonus pada aspek suara. Gerak ia terjemahkan objek. Hal ini sangat dipengaruhi oleh aspek kultural maupun
dalam garis garis yang ekspresif dan berirama. Aspek mistik ia aspek geografis. Donal mencontohkan misalnya objek pohon
hadirkan dalam pilihan – pilihan warna yang menurut istilahnya kelapa, bagi masyarakat Bali kelapa adalah sebuah tumbuhan
sendiri cenderung bernuansa di “antara”. “Antara” bagi Bonuz yang sangat vital dan penting karena fungsi dari tiap tiap bagian
adalah terjemahanya atas waktu,Sandikala, waktu antara terang tumbuhan ini sangat lekat dengan keseharian dan budaya
menuju gelap, sore menuju malam. Disanalah menurut Bonuz ritual masyarakat Bali. Didalamnya ada nilai filosofis yang terus
menjadi momentum puncak dari nuansa dan suasana magis dan tertanam dalam memori kultural masyarakat Bali. Sedangkan dari
mistis . aspek geografis pohon kelapa sangat terkait dan identik dengan
wilayah beriklim tropis. Dimana matahari melimpah dan bisa
Pertanyaan – pertanyaan yang mendasar tentang apa itu seni jadi merupakan hal yang sangat langka ditemui di wilayah atau
lukis dan melihat perkembangan dunia seni rupa kontemporer Negara di belahan bumi yang lain yang beriklim dingin misalnya.
yang cenderung menekankan pada aspek konseptual dan Berbagai lapisan – lapisan pemaknaan yang terkandung didalam
perayaan atas perkembangan teknologi dan media terutama aktivitas dan metode melukis yang Donal lakukan kini secara
ketika melihat apa yang terjadi di dalam seni rupa kontemporer sadar ia tuangkan dalam pilihan bahasa visual yang cenderung
internasional dan diperbandingkan dengan perkembangan tetap berpijak pada aspek keindahan yang mudah dirasakan
seni rupa kontemporer di Indonesia khususnya Bali , membuat secara universal oleh berbagai kalangan. “Saya sadar sebagai
perupa I Wayan Januariawan “Donal” tergerak untuk melihat dan pelukis, maka saya sadar memakai aspek aspek dan potensi
menelisik kembali apa yang oleh pandangan tradisi akademik seni lukis sebagai bentuk penyampai dan pernyataan saya”
sebagai basic atau dasar dari seni lukis. Ia ingin kembali begitu ungkpnya kepada p[enulis dalam sebuah perbincangan.
mengenali dan menghayati “tradisi” melukis dalam sejarah Ia memandang seni lukis sebagai bagian dari kebudayaan
perkembangan seni rupa modern melalui metode melukis secara masyarakat, ia ingin menyajikan hal – hal yang mungkin terlihat
on the spot. Ia kembali ke alam, mencoba menghayati dan sederhana, wajar dan indah (menurut poandangan orang awam)
meresapi fenomena kerupaan dimana aspek cahaya memegang dengan harapan itu adalah pintu masuk bagi mereka untuk dapat
peranan vital atas tercerapnya objek oleh mata dan kemudian mertesapi hal hal yang lebih mendalam lagi yakni gagasan-
dipindahkan pada bidang kanvas. Pilihan – piliohan objek yang gagasan pada setiap karya lukisanya.
fdilukis oleh Donal secara on the spot pun adalah objek yang
ada di lingkungan sekitar yang akrab dengan keseharian dirinya Demikianlah sekelumit pembacaan atas kekaryaan empat
sebagai orang Bali. Maka yang tampak secara kasat mata pada perupa yang tampil dalam pameran INNER GAZING ini. Tulisan
karya karya Donal adalah l;ukisan pemandangan, lukisan pohon awal ini diharapkan bisa menjadi salah satu pintu masuk atau
atau bagian bagian tumbuhan tertentu yang dilukis secara close perspektif untuyk melihat kekaryaan dan gagasan – gagasan
up ataupun sekumpulan alam benda. Lantas apakah yang dilukis yang ditmapilkan keempat senimkan dalam pameran ini. Sebagai
dan dihadirkan Donal dal;am karya – karyanya sesederhana sebuah perspektif tentu saja tulisan singkat ini bukan satu
proses pemindahan objek dari alam ke bidang kanvas saja? satunya pemandu atau dasar pijakan dalam memahami dan
Ternyata Ia tak sesederhana itu memaknai dan memandang menghayati karya – karya atapun peristiwa pameran ini. Setiap
proses kreatifnya. Ada lapisan – lapisan pemaknaan yang bisa apresiator atau penikmat seni yang hadir dalam pameran ini tentu
kita telusuri lebih jauh lagi. Berbekal pengalamanya yang pernah saja telah membawa perspektif mereka masing masing yang
mengenayam studi kajian budaya pasca lulius dari studi seni lukis membentang dalam benak atau horizon harapan masing masing.
ISI Denpasar membentuk atau mempengaruhi perspektif Donal
dalam memandang dan memaknai setiap kerja lkesenimanan
yang ia lakukan. Termasuk dalam hal pilihanya melukis secara on
the spot objek objek ataupun peristiwa yang ada di lingkungan
8