Page 28 - Inner Gazing
P. 28
I WAYAN SUJA Efek salinan objek plastic yang dilukis menimpa wajah wajah orang
Memandang Bali Kini Bali dalam karya – karya Suja memperlihatkan olah visual yang
disamping artistic tentu saja bertimbang pada kebutuhan dalam
menghadirkan pesan atau pernyataan tertentu. Wajah wajah yang
Dinamika persoalan sosial hingga ekologis yang dihadapi Bali tertimpa plasik itu seperti terklaburkan terkadang memiuh. Sebuah
menjadi subject matter yang diungkap dalam karya – karya I teks visual yang dapat dimaknai konteksnya bahwa dalam era kini
Wayan Suja kini. Subject matter ini adalah keberlanjuttan dari dimana interaksi lintas kultural menjadi tak terbendung yang hadir
subject matter kekaryaanya sebelumnya. Pada mulanya Suja adalah hibriditas. Dan identitaspun mulai dipertanyakan , bukan lagi
tertarik mengeksplorasi gagasan pada persoalan identitas dengan sebagai sesuatu yang ajeg dan mapan tetapi sebuah kemungkinan
menghadirkan potret potret manusia Bali kini dalam interaksinya yang bergerak dalam proses menjadi.
dengan berbagai pengaruh dari luar Bali. Pada karya – karyanya di
awal dekade 2000an kita melihat Suja kerap menghadirkan potret Karya – karya Suja kemudian terus bergerak seiring eksplorasi
potret anak anak ataupun orang dewasa yang sengaja mengaburkan pada berbagai kemungkinan baik subject matter maupun
identitas dengan pengambilan sudut pandang objek yang terkadang eksplorasi visual yang terus bergerak. Pada periode berikutnya
terpotong yang sedang berhadapan atau bahkan sedang memegang Suja pernah menghadirkan karya –karya yang mengangkat potret
berbagai produk produk dari luar hal ini adalah cara Suja dalam perempuan Bali tempo dulu yang banyak dipotret oleh beberapa
merepresentasikan gagasanya soal identitas budaya Bali di tengah fotografer yanmg pernah datang ke Bali pada era kolonial. Salah
realitas pengaruh budaya luar Bali yang tak terelakkan. Lihat satu yang menarik perhatian Suja dari berbagai foto tersebut
misalnya dalam salah satu karyanya yang menunjukkan bagaimana adalah sosok Ni Polok seorang perempuan Bali yang dinikahi
seorang anak tengah memregang kaleng minuman soft drink oleh pelukis Le Mayeur yang menjadikanya istri sekaligus model
dengan merk tertentu. Pada karya – karya dalam periode ini kita juga dalam lukisanya.Suja menyalin foto foto Ni Polok ataupun sosok
melihat bagaimana Suja menghadirkan teks teks yang seolah ingin Ni Polok dalam lukisan Le Mayeur. Suja menambahkan image
mempertegas narasi yang ingin Ia sampaikan. plastik di atas foto tersdebut. Membaca karya Suja pada periode
ini kita akan melihat berbagai lapisan persoalan yang hendak Suja
Pada perode selanjutnya karya – karya Suja memperlihatkan satu sampaikan dalam karya – karyanya. Ada soal historis bagaimana
perubahan dengan hadirnya objek plastik plastik kemasan dengan image soal Bali sebagai pulau sorga terkontruksi pada era kolonial.
berbagai brand yang menutupi wajah wajah orang Bali. Pada Atau bagaimana entitas di luar Bali khususnya barat (kolonial)
periode tersebut Suja masih tetap intens pada persoalan identitas, memandang Bali. Atau dari sudut pandang intertekstualitas terlihat
interaksi antara kebudayaan tradisi Bali dengan kebudayaan bagaimana image atau sosok ni polok baik dalam foto maupun
“modern”. Pendek kata Suja seperti tertarik untuk menghadirkan lukisan Le Mayeur sebagai sebuah teks yang kemudian bertemu
benturan – benturan antara dua hal yang berbeda. Wajah orang atau dibenturkan dengan image plastic kemasan yang juga adalah
Bali adalah penanda dari identitas Bali itu sendiri sedangkan sebuah teks. Intertekstualitas ini tentu saja menjadi jalan bagi
plastik kemasan dengan berbagai brand impor adalah penanda Suja dalam membangun lapisan lapisan pesan taupun narasi yang
dari pengaruh kebudayaan lain yang datang dari luar Bali yang hendak dibangun dalam karyanya.
semuanya adalah kenioscayaan yang tak terelakkan bagi Bali kini.
26