Page 7 - Made Mahendra Mangku
P. 7

I Made Mahendra Mangku  adalah salah satu dari   dekat dengan alam. Bahkan sampai kinipun ia membuat sebuah
             generasi perupa Bali era 1990an yang hingga kini tetap konsisten   studio tempatnya berkarya di lingkungan persawahan. Keterkaitan
             di jalur seni lukis abstrak. Selama dua puluh tahun lebih eksplorasi   karya – karya Mahendra Mangku yang sebagaian menunjukkan
             yang dilakukan oleh Mangku dalam berproses kreatif menempatkan   komposisi yang mengarah pada horizon ini serta latar belakang
             dirinya sebagai salah satu pelukis abstrak Bali yang memiliki   pengalaman dirinya yang dekat dengan alam tersebut jika dimaknai
             karakteristik visual yang khas. Sapuan sapuan yang terkadang   dalam konteks dunia psikologis dapat terbaca bahwa karya karya
             lembut dan minimalis terkomposisi di tengah bidang gambar yang   Mahendra Mangku terstimulasi oleh alam yang menjadi memory
             cenderung monokromatik ,sedikit permainan garis yang terkadang   image yang menggerakkan proses kreatifnya dalam berkarya. Dalam
             liar namun berirama , cipratan yang efektif, sesekali ditingkahi oleh   dunia psikologi memory images atau kesan ingatan adalah satu
             lelehan menghadirkan nuansa keheningan yang puitik pada setiap   objek atau pengalaman yang direkonstruksikan kembali di dalam
             karya – karyanya. Ya , label sebagai pelukis abstrak dengan karya –   ingatan dengan pengenalan atau kesadaran bahwa tanggapan atau
             karya yang puitis ini melekat pada diri Mahendra Mangku.   persepsi aslinya benar – benar berlangsung di masa silam.

                    Proses melukis bagi Mahendra Mangku adalah sebuah      Menyimak latar belakang dari proses kreatif Mahendra
             proses dialogis kedalam diri. Didalamnya terdapat sinergi antara   Mangku dalam menghadirkan karya – karyanya dalam pameran
             pikiran,rasa, dan tentu saja “tangan” yang bekerja saat proses   Memorial Playing ini terbaca bahwa seni abstrak yang Mangku
             melukis itu terjadi.  Dalam proses melukis Ia menghadirkan gagasan   hadirkan disamping serbagai bentruk ungkapan yang bersifat
             tertentu dalam pikiranya selanjutnya dalam proses eksekusi   spontan, intuitif, mengalir dalam gejolak rasa juga merupakan
             karyanya Ia membiarkan “rasa” tertumpah secara mengalir dan   sebentuk hasil dari sebuah perenungan akan sebuah gagasan
             intuitif. Ia menarik “campur tangan” pikiranya atau gagasan awalnya   tertentu dalam hal ini persoalan memori. Melalui karya – karyanya
             dalam proses ini, Ia memilih membiarkan rasa dan intuisinya  larut   pula Mangku menghadirkan sebentuk abstraksi  dari realitas dal;am
             dan luruh,  dalam berbagai kemungkinan – kemungkinan yang   hal ini memori memori personalnya tentang banyak hal termasuk
             terjadi. Namun walaupun demikian Ia tak ingin sepenuhnya larut   tentang alam. Abstraksi yang merupakan sebuah ungkapan
             dal;am proses itu. Kontrol atau keputusan keputusan tertentu harus   ungkapan atas gagasan seniman melalui bentuk bentruk yang
             ia ambil termasuk memutuskan kapan sebuah karya dinyatakan   paling esensial. Garis, warna, bidang, tekstur, ruang, komposisi dan
             selesai dan tuntas. Semua secara sadar Ia mainkan seiring   seluruh elemen elemen visual lainya adalah sebuah bahasa ungkap
             kepekaan artistic yang Ia dapatkan dari proses dan intensitas   dari seniman terhadap realitas internal maupun eksternal dirinya.
             pergumulanya yang selama dua puluh tahun lebih di seni lukis   Karya – karya Mangku yang puitis  mengajak kita untuk lebih intim
             abstrak ini.                                          dan larut  dalam mengenali dan merasakan setiap esensi dari dari
                                                                   elemen elemen rupa tersebut dalam nuansa meditatif dan serasa
                    Persoalan memori – memori yang terus berkelindan   mengajak kita pada hamparan ruang ruang yang hening dan hangat
             dalam dirinya tentang banyak hal dalam hidupnya itu ia curahkan   yang timbul dari nuansa karyanya yang puitis.
             dalam piliohan bahasa ungkap abstrak yang menjadi pilihan jalan
             berkesenianya selama ini. Sapuan sapuanya yang bebas dalam
             menggoreskan kuas pada bidang gambarnya terlihat spontan
             namun puitik. Setiap goresan atau stroke menjadi ungkapan
             personal atas gagasan personal yang hendak ia sampaikan.
             Begitupun pada persoalan komposisi dan warna semuanya mengalir
             dan terpengaruhi oleh kondisi batin saat proses kreatif itu terjadi.

                    Dalam seri karya Memorial Playing yang berjumlah 25
             karya yang tampil dalam pameran tunggalnya kali ini secara visual
             masih memperlihatkan karakteristik puitik yang selama ini telah
             menjadi ciri khas dari karya – karya Mahendra Mangku. Pada
             beberapa karyanya hadir satu olah komposisi bidang dan ruang
             yang mengarah atau berasosiuasi pada horizon. Adakah munculnya
             komposisi yang cenbderung mengarah pada horizon ini secara alam
             bawah sadar terpengaruhi oleh memori personal Mahendra Mangku
             tentang alam?. Dalam perbincangan dengan penulis Mahendra
             Mangku pernah berujar bahwa pada masa kecilnya ia sangat

                                                                                                                   5
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12