Page 7 - E-Katalog - Nengah Sujena
P. 7

Ruang pengalaman juga merupakan medan kreatif yang dijelajahi      manusia dalam lukisan Sujena. Tidak ada informasi apapun yang
Sujena secara intensif. Sujena tidak sekadar bersibuk dengan       menunjukkan bahwa manusia lebih unggul daripada alam. Citra
representasi alam, tapi berupaya mengungkapkan dinamika            alam dan citra manusia (atau citra benda buatan manusia) saling
pengalaman lahir dan batin ketika menghayati alam. Garis dan       bertukar-tangkap, saling mengisi, jalin-menjalin dengan berirama
warna dalam lukisannya seperti bergetar, berdenyut, seakan         menyusun suatu harmoni visual pada kanvas. Dalam lukisan
diguratkan atau disapukan seiring dengan sensasi inderawi,         Sujena, manusia berada di posisi pusat bukan karena berbeda
perasaan liris maupun renungan filosofis tentang alam. Realitas    dengan alam, tetapi justru karena identik dengan alam.
alam dan realitas manusia seolah menjelma jadi suatu kehadiran     Ibarat figur manusia yang menjulurkan daun dari mulutnya dalam
tunggal dalam lukisan. Kemanunggalan itu sejalan dengan            sejumlah lukisan, Sujena menyuarakan sabda alam. Lukisannya
kosmologi tradisional Hindu Bali yang melihat kemanunggalan dari   merefleksikan paradigma Ekologi Dalam, suatu kesadaran
alam dan manusia. Sebagaimana yang diungkapkan Sujena secara       ekologis yang mengakui keterkaitan fundamental antara alam
simbolis dalam sejumlah lukisan seperti “Hukum Alam”, “Dialog      dan manusia. Dari karyanya berkumandang kritik halus terhadap
tentang Alam”, “Menatap Keindahan” dan “Menatap Kesejukan”,        pandangan antroposentris yang mendudukkan manusia sebagai
manusia adalah jagat kecil yang dalam dirinya terkandung jagat     pusat kebenaran yang berhak menguasai dan mengeksploitasi
besar.                                                             alam. Melalui karya seni rupa, Sujena dengan kritis, namun puitis,
                                                                   menyampaikan pesan bahwa kehidupan harmonis antara manusia
Banyak lukisan Sujena menampilkan citra alam dan figur manusia     dan alam adalah sebuah kehidupan yang menyejukkan dan
yang sama-sama anonim. Alam maupun manusia digambarkan             menenteramkan.
sebagai unit-unit tak beridentitas yang dicetak dengan format
yang hampir seragam. Dikonstruksikan secara simplistik-                                                                                                                         5
formalistik sebagai karakter tipologis yang membawakan bentuk
dasar manusia, figur manusia dalam lukisan Sujena bukanlah
sosok pribadi. Figur itu adalah simbol dari manusia sebagai
satu spesies. Anonimitas figur manusia dalam lukisan Sujena
menggemakan aspirasi terhadap paham humanisme universal
dan egalitarianisme yang melampaui kesadaran identitas dan
menjunjung prinsip kesetaraan manusia.

Dalam lukisan Sujena, figur manusia cenderung digambarkan
sebagai menempati posisi pusat. Siluet manusia selalu ditampilkan
mencolok di bagian tengah lukisan. Namun, hal itu bukan
berarti Sujena memberikan status yang utama pada manusia,
kedudukan yang lebih tinggi daripada alam. Sesungguhnya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara citra alam dan citra
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12